WARGA ARGOSARI DI HIBUR KEMBALI OLEH KUDA LUMPING
Oleh: Danang Imron Safingi, 30 November 2016
Oleh: Danang Imron Safingi, 30 November 2016
Argosari, 26 november 2016,warga argosari,tepatnya di dukuh Linggarsari RT 02 RW 03 telah di hibur oleh penampilan kesenian asli jawa tengah yang sudah tak asing lagi yaitu kuda lumping, kuda lumping sendiri adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah
menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu
atau bahan lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda,
dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di
gelung atau di kepang. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain
beraneka warna.
Acara di dukuh Linggarsari tersebut di adakan di karenakan salah seorang warga yang bernama Bapak Yaman yang juga ikut dalam rombongan kuda lumping tersebut untuk tasyakuran anaknya yang baru pulang merantau dari luar negeri.
Rombongan kuda lumping yang berhasil menghibur warga bernama 'Ebeg Turonggo Sakti' Pimpinan bapak Syiam atau yang sering di panggil mbah Syiam,dia adalah seorang Medoyang atau yang bertugas menyadarkan si penunggan kuda lumping saat kesurupan(mendem).
Acara yang di mulai pada jam 9 itu berhasil menyedot animo masyarakat baik dari dalam argosari maupun luar argosari walaupun saat itu terjadi hujan gerimis,karena sekarang kuda lumping telah menjadi tontonan yang kembali bangkit setelah pernah terpuruk terkalahkan oleh hiburan lainnya seperti: wayang,orkes dangdut, dll.
Dalam kuda lumping tersebut juga tak hanya tarian khas kuda lumping yang di tampilkan tetapi ada juga tari barong(barongan), tari barong akan di tampilkan oleh 2 orang setiap barongan yang pertama atau di depan bertugas untuk membunyikan kepala barongan dan dan orang yang berada di belakang bertugas menjaga bagian belakang barongan agar tetap jenjang, tarian barongan ini biasanya di lakukan sekitar 30 menit atau sampai si pemengang kepala barongan kesurupan, dan saat si pemegang kepala barongan kesurupan maka si orang kedua harus keluar dari kain penutup namun tetap memegangi kain penutup tersebut.
Dan adegan yang paling di tunggu-tunggu adalah saat medoyang mulai memberi mantra-mantra ajaib yang bisa membuat si penunggan kuda lumping menjadi kesurupan atau dalam bahasa jawa di sebut dengan njantur(janturan), adegan itu biasanya akan ada saat kuda lumping berakhir yaitu sekitar jam 1 malam, tidak hanya personil kuda lumping yang bisa kesurupan namun ada juga penonton yang ikut kesurupan, namun itulah seunya saat menyaksikan ebeg, dan klimaksnya adalah saat orang-orang yang kesurupan mulai menunjukan aksi yang luar biasa,seperti: makan beling,makan bara api,makan ayam mentah, dll.Tontonan tersebut selesai di saat semua orang yang keseurupan sudah berhasil di sadarkan kembali oleh medoyang tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar