Cari

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 29 Maret 2017

Bermukim di Hutan Rowokele, Sekelompok Orang Misterius Bikin Resah Warga

Sudarno Ahmad/Ekspres
KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Dalam sepekan terakhir masyarakat di Desa Wagirpandan, Kecamatan Rowokele, dibuat resah dengan adanya sekelompok orang mencurigakan bermukim di kawasan hutan setempat. Bahkan warga di desa itu tidak berani pergi ke hutan untuk mencari rumput maupun mencari kayu bakar.

Warga setempat, Poniah (61), mengaku melihat seorang perempuan tinggal di tengah dalam waktu cukup lama. Menurut penuturan Poniah, wanita itu membawa handphone yang dijadikan kalung. Selain itu, wanita mencurigakan itu juga membawa karung yang tidak boleh dibuka.
"Saya juga melihat disitu ada mendoan, tusuk sate sama kupat," tutur Poniah, kepada Kebumen Ekspres, kemarin. Setelah melihat wanita asing di tengah hutan, Poniah mengaku takut pergi ke hutan sendiri. "Takut mbok ana apa-apa," kata dia, dalam bahasa jawa.

Lain halnya warga lainnya, Sakirin (42), yang mengaku melihat ada tujuh orang laki-laki berada di tengah hutan dengan membawa tas ransel. "Saya pas lagi ngarit, melihat mereka di hutan nggak tahu lagi ngapa," kata Sakirin.

Hal senada juga dikatakan, Paimin (40). Paimin yang kesehariannya mencari kroto di tengah hutan beberapa kali melihat sejumlah orang tidak dikenal berada di hutan. Dia pun merasa resah dengan keberadaan orang-orang asing itu. Terlebih mereka tidak bersahabat dengan setiap warga setempat. "Orang-orangnya itu aneh," ucapnya.

Banyaknya warga yang resah, masyarakat pun mengintensifkan ronda malam. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Sebagian besar warga sini tidak berani beraktifitas di hutan," imbuh Paimin..(ori)
 
sumber: http://www.kebumenekspres.com/2017/03/bermukim-di-hutan-rowokele-sekelompok.html

Diperiksa KPK, Wabup: Saya Sudah Sampaikan Semuanya

Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz
KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz menyatakan dukungannya terhadap upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengungkap kasus korupsi di Kota Beriman .

Dan, Wabup meyakini KPK bersikap profesional dan tidak pandang bulu dalam penegakkan hukum. Termasuk, dalam penanganan perkara dugaan suap proyek Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) pada APBD Perubahan 2016 yang tengah ditangani KPK saat ini.

Hal itu diungkapkan Wabup saat dimintai tanggapan oleh Kebumen Ekspres, terkait pemeriksaan dirinya oleh KPK, pada tengah pekan lalu. Saat itu, Wabup bersaksi untuk Sekretaris Daerah (Sekda) Adi Pandoyo yang kini menjadi tersangka tindak Pidana Suap proyek pendidikan pada APBD Perubahan 2016.
Saat ditanya soal materi pemeriksaan dan apa saja yang disampaikan kepada penyidik KPK, Yazid emoh membocorkan dan meminta wartawan menunggunya di proses persidangan.  Meski begitu, Wabup mengatakan telah menyampaikan apa yang diketahuinya soal pusaran perkara yang tengah ditangani KPK kepada para penyidik. Tidak ada yang dia tutupi atau rahasiakan.

“Saya diperiksa dan di BAP sebagai saksi AP. Kita tunggu saja nanti dipersidangan AP, karena BAP itu rahasia negara yang tidak boleh dibocorkan,” ujarnya, Minggu (26/3/2017).

Sebelumnya, pemeriksaan Wabup oleh KPK ini menimbulkan sejumlah spekulasi di kalangan masyarakat. Apalagi tersiar kabar, selain memeriksa Wabup, KPK juga menyita sebuah mobil milik Yazid Mahfudz.


Isu itu lantas melebar KPK menemukan kasus baru dalam perkara ini. Itu setelah di asat bersamaan, KPK juga memeriksa orang dekat Bupati Kebumen HM Yahya Fuad. Pemeriksaan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Yazid Mahfudz.

Namun demikian, Wabup kembali enggan berkomentar soal adanya pemeriksaaan orang dekat Bupati. Demikian juga soal kabar disitanya sebuah mobil Innova miliknya.

“Semua sudah saya sampaikan ke penyidik. Dan bisa saya tegaskan, KPK bertindak secara profesional dan tidak pandang bulu. Semua sudah saya sampaikan ke penyidik. Untuk lebih jelasnya silakan lihat di persidangan nanti,” tegasnya sembari meminta wartawan mempelajari Surat dari KPK Nomor B. 1341/01-13/03/2017 tentang Pedoman dan Batasan Gratifikasi. (mam/cah)
 
sumber: http://www.kebumenekspres.com/2017/03/diperiksa-kpk-wabup-saya-sudah.html

Kebumen Juara Umum Pesta Siaga Tingkat Kedu

KEBUMEN (www.beritakebumen.info) - Kontingen barung Kebumen berhasil meraih juara umum pada ajang Pesta Siaga tingkat karesidenan Kedu, Sabtu (25/3/2017). Lomba yang berlangsung di Purworejo ini diikuti oleh perwakilan 6 kwarcab, yaitu Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang dan Kota Magelang.

Juara umum diraih kontingen Kebumen dan berhak mendapatkan satu piala bergilir tingkat Kedu setelah berhasil menyabet empat piala barung tergiat. Dari 36 barung putra-putri perwakilan 6 kwarcab yang dikirimkan,SDN 1 Kedaleman Wetan, kecamatan Puring meraih juara tergiat I barung putra dan barung harapan 3 oleh SDN Tanuharjo, Kecamatan Alian. Sedangkan tergiat I barung putri I SDN Kejawang, Sruweng dan tergiat II SDN Watukelir, Ayah.

"Tergiat I dan II barung putra dan putri asal Kebumen berhak mewakili Kedu pada pesta Siaga tingkat Kwarda pada 14-15 April mendatang di Semarang," ungkap Sekretaris Kwarcab Kebumen, Edi Sukamsi.

Edi menambahkan keberhasilan ini berkat semangat dan kerjasama insan yang sangat peduli dengan pembangunan karakter generasi anak muda bangsa. Tentu ini sebagai wujud meningkatnya konsentrasi kita dalam mempersiapkan masa depan calon pemimpin bangsa yang memiliki karakter yang baik dan kuat.

Ahmad Ujang Sugiyono, Kadisdik sekaligus Ketua Harian Kwarcab Kebumen berharap nantinya dapat meraih juara umum kembali di tingkat Kwarda Jateng. Ia merasa bangga atas prestasi yang diraih para andik pramuka siaga sejauh ini dan berteimakasih kepada para pembina pendamping, pelatih, ketua kwaran dan semua pihak yang telah mendukung sehingga Kebumen dapat meraih juara umum. (mat/bk)

Kamis, 16 Maret 2017

SEJARAH KARANG BOLONG
Oleh: Danang Imron Safingi
 Image result for pantai karang bolong kebumen
Beberapa abad yang lalu tersebutlah Kesultanan Kartasura. Kesultanan sedang dilanda kesedihan yang mendalam karena permaisuri tercinta sedang sakit keras. Pangeran sudah berkali-kali memanggil tabib untuk mengobati sang permaisuri, tapi tak satupun yang dapat mengobati penyakitnya. Sehingga hari demi hari, tubuh sang permaisuri menjadi kurus kering seperti tulang terbalutkan kulit. Kecemasan melanda rakyat kesultanan Kartasura. Roda pemerintahan menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Hamba sarankan agar Tuanku mencari tempat yang sepi untuk memohon kepada Sang Maha Agung agar mendapat petunjuk guna kesembuhan permaisuri,” kata penasehat istana.
 Tidak berapa lama, Pangeran Kartasura melaksanakan tapanya. Godaan-godaan yang dialaminya dapat dilaluinya. Hingga pada suatu malam terdengar suara gaib. “Hentikanlah semedimu. Ambillah bunga karang di Pantai Selatan, dengan bunga karang itulah, permaisuri akan sembuh.” Kemudian, Pangeran Kartasura segera pulang ke istana dan menanyakan hal suara gaib tersebut pada penasehatnya. “Pantai selatan itu sangat luas. Namun hamba yakin tempat yang dimaksud suara gaib itu adalah wilayah Karang Bolong, di sana banyak terdapat gua karang yang di dalamnya tumbuh bunga karang,” kata penasehat istana dengan yakin.
 Image result for pantai karang bolong kebumen
Keesokannya, Pangeran Kartasura menugaskan Adipati Surti untuk mengambil bunga karang tersebut. Adipati Surti memilih dua orang pengiring setianya yang bernama Sanglar dan Sanglur. Setelah beberapa hari berjalan, akhirnya mereka tiba di karang bolong. Di dalamnya terdapat sebuah gua. Adipati Surti segera melakukan tapanya di dalam gua tersebut. Setelah beberapa hari, Adipati Surti mendengar suara seseorang. “Hentikan semedimu. Aku akan mengabulkan permintaanmu, tapi harus kau penuhi dahulu persyaratanku.” Adipati Surti membuka matanya, dan melihat seorang gadis cantik seperti Dewi dari kahyangan di hadapannya. Sang gadis cantik tersebut bernama Suryawati. Ia adalah abdi Nyi Loro Kidul yang menguasai Laut Selatan.
Syarat yang diajukan Suryawati, Adipati harus bersedia menetap di Pantai Selatan bersama Suryawati. Setelah lama berpikir, Adipati Surti menyanggupi syarat Suryawati. Tak lama setelah itu, Suryawati mengulurkan tangannya, mengajak Adipati Surti untuk menunjukkan tempat bunga karang. Ketika menerima uluran tangan Suryawati, Adipati Surti merasa raga halusnya saja yang terbang mengikuti Suryawati, sedang raga kasarnya tetap pada posisinya bersemedi. “Itulah bunga karang yang dapat menyembuhkan Permaisuri,” kata Suryawati seraya menunjuk pada sarang burung walet. Jika diolah, akan menjadi ramuan yang luar biasa khasiatnya. Adipati Surti segera mengambil sarang burung walet cukup banyak. Setelah itu, ia kembali ke tempat bersemedi. Raga halusnya kembali masuk ke raga kasarnya.
 Image result for pantai karang bolong kebumen
Setelah mendapatkan bunga karang, Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya kembali ke Kartasura. Pangeran Kartasura sangat gembira atas keberhasilan Adipati Surti. “Cepat buatkan ramuan obatnya,” perintah Pangeran Kartasura pada pada abdinya. Ternyata, setelah beberapa hari meminum ramuan sarang burung walet, Permaisuri menjadi sehat dan segar seperti sedia kala. Suasana Kesultanan Kartasura menjadi ceria kembali. Di tengah kegembiraan tersebut, Adipati Surti teringat janjinya pada Suryawati. Ia tidak mau mengingkari janji. Ia pun mohon diri pada Pangeran Kartasura dengan alasan untuk menjaga dan mendiami karang bolong yang di dalamnya banyak sarang burung walet. Kepergian Adipati Surti diiringi isak tangis para abdi istana, karena Adipati Surti adalah seorang yang baik dan rendah hati.
Adipati Surti mengajak kedua pengiringnya untuk pergi bersamanya. Setelah berpikir beberapa saat, Sanglar dan Sanglur memutuskan untuk ikut bersama Adipati Surti. Setibanya di Karang Bolong, mereka membuat sebuah rumah sederhana. Setelah selesai, Adipati Surti bersemedi. Tidak berapa lama, ia memisahkan raga halus dari raga kasarnya. “Aku kembali untuk memenuhi janjiku,” kata Adipati Surti, setelah melihat Suryawati berada di hadapannya. Kemudian, Adipati Surti dan Suryawati melangsungkan pernikahan mereka. Mereka hidup bahagia di Karang Bolong. Di sana mereka mendapatkan penghasilan yang tinggi dari hasil sarang burung walet yang semakin hari semakin banyak dicari orang.

sumber:https://dongengkakrico.wordpress.com/cerita/cerita-rakyat-karang-bolong/

Jumat, 10 Maret 2017

 SEJARAH BERDIRINYA GOMBONG
Oleh : Danang Imron Safingi
Image result for legenda gombong
GOMBONG- Pada masa perjuangan Pahlawan Diponegoro (1825-1830) nama desa Gombong belum ada, tetapi namanya adalah dukuh Giyombong. Nama dukuh tersebut berasal dari nama kepala Dukuhnya yaitu Kyai Gombong Wijaya yang sebenarnya ia berasal dari Banyumas, Beliau adalah seorang bekas prajurit Pahlawan Diponegoro yang berjuang di daerah Banyumas.

Karena didudukinya daerah Banyumas oleh Kompeni Belanda, Kyai Gombong Wijaya menyingkirkan diri si suatu daerah tak bertuan di sebelah barat kemit dan menetap disitu, bersama pengikutnya. Beliau selaku ketua rombongan sekaligus sebagai bekel atau Kepala Dukuh. Selanjutnya beliau disebut Kiyai Giyombong. Para pendatang maupun pengungsi dari daerah-daerah yang sudah tidak aman karena telah diduduki oleh kompeni atau Belandapun singgah ke dukuh Giyombong. Baik untuk tinggal sementara maupun menetap menjadi penduduk dukuh Giyombong yang dipimpinnya.
Dari Banyumas, Belanda semakin terdesak dan akhirnya mengambil siasat untuk mendirikan pertahanan di sebelah dukuh Giyombong yang mulai ramai oleh penduduk, dan belum banyak diketahui keberadaannya itu. Belanda pun mendirikan pertahanan berupa benteng yang nantinya akan dipakai untuk berlindungnya pasukan yang terdesak dari pertempuran di sekitar Banyumas dari pertempuran di sekitar Banyumas dan Ngijo (sekarang ijo).
Related image
Dalam pembangunan benteng pertahanan itu, Belanda memaksa masyarakat dukuh Giyombong untuk kerja rodi atau kerja paksa bahu membahu mendirikan benteng, yang nantinya benteng itu diberi nama Benteng Van Der Wijck.
(Kini terkenal sebagai salah satu obyek wisata Kabupaten Kebumen dari Gombong yang terkenal). Kiyai Giyombong atau bekel dukuh Giyombong sebagai kepala dukuh merasa kasihan melihat penduduknya yang setiap hari kerja rodi tanpa upah, dari pagi hingga petang, yang menyebabkan kelaparan disana-sini karena sawah tidak ada yang menggarap, dan kalau persediaan makanpun telah diambil oleh Belanda. Hal itu membuat penduduk dukuh Giyombong menderita.
Related image

Namun, ketika Kiyai Giyombong mendengar berita tentang pertempuran pasukan Mataram dengan kompeni Belanda di daerah Ayah, dan dengan kemenangan di pihak Mataram. Kiyai Giyombong pun mengambil siasat untuk meminta perlindungan dari pihak Mataram agar penduduk Giyombong terbebas dari penderitaan dan kelaparan. Kemudian Kiyai Giyombong menghadap pasukan Mataram yang bermarkas di bukit Indrakila. Permintaan beliau pun disetujui, kemudian pasukan Mataram berpindah markas di daerah dapuran pring di sebelah selatan dukuh Giyombong.
Pertempuran sengit pun terjadi siang dan malam di daerah Giyombong, penduduk sudah tidak lagi kerja rodi pada kompeni, namun diperintahkan oleh bekel dukuh mereka untuk bahu membahu membantu pihak Mataram melawan Belanda. Belandapun mundur ke benteng pertahanannya. Dan pasukan matarm melanjutkan bergerilya ke daerah timur. Untuk mengenang jasa Kiyai Giyombong, dukuh yang semakin ramai kini menjadi ibukota kecamatan dan dikenal sebagai kota Gombong.
Hingga sekarang masyarakat Gombong masih mempercayai beberapa (Piweling) Kiyai Giyombong, yang antara lain:
“Eling-eling, mbesuk jaman rame, ing Giyombong (Gombong) ora bakal ana peperangan / rerusuhan maneh, nanging sing ana yaiku godane mung “ main lan royal wadon”. (narasumber : H.R Sunarto dengan perubahan/suaramerdeka)

5 Tempat Bersejarah di Kebumen

1. Benteng Van Der Wijck

072012-122806-780__dsc0003
Pada masa kolonial Belanda, konon ada sebuah benteng sekilas mirip stadion sepak bola yg tepatnya di Kota Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kira-kira 300 m dari jalan raya Kebumen – Yogyakarta.
Benteng ini adalah benteng pertahanan Hindia-Belanda yang dibangun sekitar abad ke 18. Nama Van Der Wijck sendiri berasal dari nama komandan pada saat itu yang karirnya cukup cemerlang dalam membungkam perlawanan rakyat Aceh. Pada awal didirikan, benteng ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius) dari nama salah seorang Jenderal Belanda Frans David Cochius (1787-1876) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah wilayah karesidenan Kedu), Van der Wijck merupakan perwira militer dengan karir cemerlang karena konon mampu memenangkan berbagai peperangan di Indonesia. Tidak ada catatan pasti dalam sejarah kapan dimulainya pembangunan benteng tersebut, namun ada yang memperkirakan tahun 1827.

Ciri paling khas Benteng Van Der Wijck adalah segi delapan/oktagonal, satu-satunya di Indonesia, dengan luas mencapai 7.168 meter persegi. Tinggi benteng mencapai 10 meter yang terdiri dari dua lantai. Tebal dinding 1,4 meter (m) dan tebal lantai 1,1 m. Hampir seluruh bangunan bentuknya adalah tembok, termasuk atapnya yang berasal dari batu bata.
Benteng Van der Wicjk adalah barak militer yang awalnya digunakan untuk meredam kekuatan pasukan Pangeran Diponegoro. Karena kehebatan beliau yang juga didukung pemimpin-pemimpin lokal di selatan Jawa, Belanda menerapkan taktik benteng stelsel yaitu pembangunan benteng di lokasi yang sudah dikuasainya. Tujuannya jelas, untuk memperkuat pertahanan sekaligus mempersempit ruang gerak musuh, terutama di karesidenan Kedu Selatan. Benteng ini didirikan atas prakarsa Jenderal Van den Bosch.
Selepas penjajahan Belanda, Benteng Van Der Wijck pernah difungsikan untuk tempat melatih tentara Indonesia bentukan Jepang yakni PETA sebagai pasukan tambahan menghadapi Sekutu. Di zaman itulah, seluruh tulisan Belanda yang ada di benteng dicat hitam. Kemudian dimanfaatkan untuk tentara Indonesia. Bahkan, semasa KNIL, penguasa Orde Baru, Soeharto, menjadi salah satu penghuni benteng itu.

2. Gua Jatijajar

Goa Jatijajar
Gua Jatijajar adalah sebuah situs geologi yang terbentuk dari proses alamiah, yang terletak di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gua yang keseluruhannya terbentuk dari kapur, ini memiliki panjang 250 meter, dari pintu masuk sampai keluar dengan.lebar rata-rata 15 meter, dan tinggi rata-rata 12 meter. Lokasi gua ini berada 50 meter di atas permukaan laut.
Gua ini ditemukan pada tahun 1802 oleh seorang petani bernama Jayamenawi yang memiliki lahan pertanian di atas gua tersebut. Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh kesebuah lubang yang ternyata lobang itu adalah sebuah ventilasi yang ada di langit-langit gua tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter. Setelah Jayamenawi menemukan gua, tak lama kemudian Bupati Ambal, salah satu penguasa Kebumen waktu itu, meninjau lokasi tersebut. Saat mendatangi goa, dia menjumpai dua pohon jati tumbuh berdampingan dan sejajar pada tepi mulut gua. Dari kisah itulah asal-muasal penamaan Gua Jatijajar. Pada mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ditemukanlah pintu gua yang sekarang menjadi pintu masuk.
Di dalam Gua Jatijajar terdapat 7 (tujuh) sungai atau sendang, tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 (empat) sungai yaitu:
  1. Sungai Puser Bumi
  2. Sungai Jombor
  3. Sungai Mawar
  4. Sungai Kantil
Untuk sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.
stalagmit
Di dalam Gua Jatijajar banyak terdapat Stalagmit dan juga Pilar atau Tiang Kapur, yaitu pertemuan antara Stalagtit dengan Stalagmit. Kesemuanya ini terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur yang ditembusnya. Menurut penelitian para ahli, untuk pembentukan Stalagtit itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Dalam satu tahun terbentuknya Stalagtit paling tebal hanya setebal 1 (satu) cm saja. Oleh sebab itu Gua Jatijajar merupakan gua Kapur yang sudah tua sekali.
Batu-batuan yang ada di Gua Jatijajar merupakan batuan yang sudah tua sekali. Karena umur yang sudah tua sekali itu, maka di muka Gua Jatijajar dibangun sebuah patung Binatang Purba Dinosaurus sebagai simbol dari Objek Wisata Gua Jatijajar, dari mulut patung itu keluar air dari Sendang Kantil dan sendang Mawar, yang sepanjang tahun belum pernah kering. Sedangkan air yang keluar dari patung Dinosaurus tersebut dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai pengairan sawah desa Jatijajar dan sekitarnya.

3. Gua Petruk

P622006907
Gua Petruk merupakan salah Obyek wisata di Kabupaten Kebumen. Lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.
Mendengar nama Petruk, orang tentu akan teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal.
Sayangnya orang telah banyak mendengar Goa Petruk, tetapi masih enggan untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut. Cukup beralasan barang kali, memang karena untuk masuk Goa Petruk ini diperlukan persiapan yang cukup. Lagi pula, percuma kalau datang ke Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa Petruk ini hanya mengintip dari mulut Goa yang menganga cukup lebar.
P622008309
Perlu diketahui, bahwa di dalam Goa yang mungkin terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu seperti di Goa Jatijajar, atau Goa lain yang ada di Indonesia. Namun Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri mengatakan, bahwa Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara. Untuk itu, pakar Goa ini meminta pada Pemda Kebumen, agar Gua tersebut tetap dijaga kealamiannnya. Bahkan, untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Namun pengunjung jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai.
Pic 531
Goa Petruk ini sebetulnya terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat kelelawar dengan bau kurang sedap dan beterbangan ke sana kemari. Sedang untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar.
Dalam Goa inilah kita akan disuguhi dengan pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan ada yang mengatakan, masuk Gua Petruk laksana melihat alam yang tiada taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalagmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.
P622011514
Sedang gua yang terakhir, disebut Goa Petruk, karena dalam Goa tersebutlah sebetulnya terdapat batu yang mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi.
Tapi bukan itu sebetulnya yang ditawarkan oleh goa tersebut, di mana keindahan goa tersebut bukan dari hidung Petruk yang sangat mancung, tetapi panoramanya yang memang cukup indah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau wisatawan bahkan memerlukan waktu berjam-jam berada di Goa Petruk ini.

4. Masjid Soko Tunggal Pekuncen

saka tunggal th 1288
Masjid Tiang (Saka) Tunggal terletak di Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Masjid yang berlokasi sekitar 15 kilometer sebelah utara Kota Gombong tersebut merupakan salah satu tempat wisata religi yang berada di Kebumen. Sebuah Masjid megah yang dipercaya merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Kebumen. Masjid Tiang (Saka) Tunggal didirikan pada tahun 1722 oleh Bupati Kendurean, putra Adipati Mangkuprojo, seorang Wrongko Dalem Keraton Kartosuro. Karena tiang (saka) guru masjid hanya satu, masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Tiang (Saka) Tunggal.
Masjid Tiang (Saka) Tunggal sebagai benda cagar budaya merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai penting bagi ilmu pengetahuan maupun sejarah kebudayaan bangsa. Warisan budaya tersebut sangat berguna bagi pendidikan, yaitu sebagai wahana dalam memupuk rasa nasionalisme dan memperkokoh kesadaran jatidiri bangsa. Masjid yang dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau motor) ataupun becak bahkan delman yang terdapat di sekitar Pasar Wonokriyo, Gombong.
Tiang (Saka) tunggal mengandung filosofi yang dalam, saka tunggal melambangkan keesaan Allah SWT sebagai sang pencipta tunggal alam semesta. Makna tunggal tersebut diterjemahkan dengan memaknai masjid soko tunggal tersebut sebagai tempat untuk meyakini bahwa Allah itu Tunggal atau Esa. Sedangkan dalam kaitannya dengan sejarah perjuangan, masjid itu juga sebagai simbol satu tekad untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

Sejarah Masjid Tiang (Saka) Tunggal tak bisa dilepaskan dari sosok Adipati Mangkuprojo. Pada tahun 1700, Adipati Mangkuprojo merupakan tokoh yang gigih melawan penjajah. Karena terdesak dia melarikan diri dan memilih bergerilya di daerah Pekuncen. Daerah tersebut merupakan daerah Keputihan. Selain bergerilya, Adipati Mangkuprojo juga giat syiar Islam.

Kisah yang disampaikan sesepuh Desa Pekuncen menyebutkan bahwa, pada tahun 1719 Adipati Mangkuprojo wafat. Sebelum meninggal, beliau berwasiat pada putranya untuk dimakamkan di Pekuncen. Memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati didirikanlah masjid tersebut.
saka tunggal
Pembangunan masjid tersebut diketuai Demang Sembilan (demang dianggap sebagai ketua desa saat itu) yang terdiri dari Kyai Jrabang dari wetan, Kyai Tanah Kunci, Kyai Brangkal, Kyai Karangasem, Kyai Pekuncen, Kyai Semanding, Kyai Gumeng, Kyai Jatinegara, dan Kyai Tegalsari.
Konon, kerangka masjid disusun di Keraton Kartosuro, kemudian baru dibawa ke Pekuncen dengan berjalan kaki. Komponen masjid yang dibawa antara lain, yaitu satu tiang (soko), dua kayu yang melintang di atas, dan empat danyang (kayu penyangga kayu yang melintang di atas).
Masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Umumnya masjid biasanya ditopang oleh empat tiang sebagai penyangga utama bangunan. Sesuai namanya maka masjid ini hanya ditopang oleh satu tiang saja. Tiang tunggal sebagai penopang utama bangunan ini berbentuk segi empat dengan ukuran 30 x 30 cm. Tiang setinggi sekitar empat meter tingginya.
Di bagian atas soko guru tersebut terdapat empat batang kayu melintang sebagai penyangga utama bangunan masjid tersebut. Di tengah-tengah tiang terdapat empat skur untuk membantu menyangga kayu-kayu yang ada di atasnya. Kayu yang digunakan sebagai soko tersebut merupakan kayu jati pilihan. Kecuali tiang (saka) tunggal dan skur tersebut, banguan lain di masjid tersebut telah direnovasi.
Pada awal pendirian, atap masjid dibuat menggunakan ijuk dan dindingnya menggunakan tabak bambu. Kurang lebih seabad kemudian yakni tahun 1822 dilaksanakan rehab bangunan atap yang semula ijuk diganti dengan atap genteng. Tetapi dindingnya masih menggunakan tabak bambu.
Baru pada tahun 1922, dinding bambu diganti dengan bangunan tembok batu bata. Bangunan masjid tersebut saat ini ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Di lokasi Masjid juga terdapat situs sejarah yang lain, yaitu makam keluarga Adipati Mangkuprojo berjarak kurang lebih 300 m arah utara masjid. Makam tersebut pada tahun 1985 direnovasi oleh keluarga Sumitro Djoyohadikusumo (begawan ekonomi Indonesia). Tidak mengherankan jika setiap bulan ruwah dalam penanggalan Islam, keluarga Sumitro Djoyohadikusumo pasti datang berziarah ke makam ini.
Bupati dari Kadipaten Kebumen dan Banyumas yang dimakamkan di Pekuncen. Dari Banyumas antara lain : Raden Banyak Wide, Raden Banyak Ngampar, Banyak Tontro dan beberapa keluarganya dan abdinya. Sedangkan dari Kebumen adalah Raden Kolopaking I – IV, juga Bupati Pertama Kebumen yang memasuki masa Republik adalah Raden Sukadis.

5. Kelenteng Kong Hwie Kiong

40524746ca573c4055cabaaafd37d4fd
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, kelenteng bukan sekadar tempat sembahyang para penganut Tri Dharma yakni Budha, Konghucu, dan Taoisme. Kelenteng mempunyai fungsi sosial, yakni sebagai pemersatu dan mempererat persaudaraan antara warga Tionghoa.
Salah satu fungsi sosial itu terlihat di kelenteng Kong Hwie Kiong. Selain menjadi tempat ibadah, kelenteng yang berada di Jalan Pramuka nomor 41 Kebumen itu juga menjadi tempat berkumpul warga keturunan Tionghoa. Apalagi dalam rangkaian perayaan Imlek, intensitas warga berkumpul di tempat ini meningkat.
Terletak di tengah kota Kebumen, kelenteng Kong Hwie Kiong dibangun pertama kali oleh Liem Kik Gwan seorang letnan keturunan Tionghoa pada tahun 1898. Liem Kik Gwan merupakan seorang petugas pengumpul pajak (Kong Sin) bagi orang-orang Tionghoa untuk diserahkan kepada Belanda. Kelenteng dibangun sebagai tempat ibadah warga keturunan Tionghoa yang saat itu jumlahnya sudah cukup banyak.
Menurut tokoh Tionghoa Kebumen, R Sutanto Kolopaking atau Tan Cing Hok, kelenteng yang berdiri di sisi timur Sungai Luk Ulo itu mengalami kerusakan berat akibat perang. Saat perang kemerdekaan itu, bangunan kelenteng runtuh. Bahkan sejumlah bagian hancur, kecuali beberapa tembok yang masih bertahan hingga sekarang. Sebab kala dalam agresi Belanda I sekitar tahun 1946, warga Tionghoa meninggalkan Kebumen untuk mengungsi ke Yogyakarta.
Sampai tahun 1950, sebagian warga Tionghoa pulang kembali ke Kebumen. Akan tetapi karena berbagai hal, baru pada tahun 1969, kelenteng dipugar kembali. Bangunan tahun 1969 itulah yang masih kokoh berdiri hingga saat ini. Kelenteng yang sudah berumur 114 tahun sejak dibangun pertama kali ini terdapat 15 altar dan 25 patung dewa-dewi (rupang). Adapun dewa yang menjadi tuan rumah di keleteng itu adalah Thian Shang Senmu atau Dewi Samudera. Selain itu, banyak pula yang memuja dewa Hok Tek Ceng Sin.
Sebagai kaum minoritas, tak dapat dipungkiri banyak hal yang harus dihadapi oleh warga keturunan Tionghoa dalam lintasan sejarah. Terlebih pada saat era orde baru yang sekian lama berkuasa, begitu ketat dalam membatasi aktivitas warga keturunan Tionghoa. Sejumlah perayaan pun tak dapat bebas dilakukan seperti saat ini.
Bersyukur, sekarang semua sudah terbuka. Bahkan perayaan Imlek pun ditetapkan oleh pemerintah RI sebagai hari besar nasional. Budaya Tionghoa pun sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.

sumber: https://anwarsalis.wordpress.com/2015/12/20/5-tempat-bersejarah-di-kebumen/

Rabu, 08 Maret 2017

Misteri Pantai Menganti Kebumen

Image result for menganti
Dimensilain.com – Salah satu pantai yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat sekitar karena keindahannya adalah Pantai Menganti Kebumen, oleh Pemkab Kebumen pantai ini belum lama secara resmi dijadikan wisata terbuka dan menjadi tujuan wisata yang tidak boleh ditinggalkan, Kebumen yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di bagian selatan memang menjadi salah satu surganya obyek wisata pantai.
Beberapa obyek wisata pantai Kebumen yang sudah terkenal, seperti Pantai Logending, Karangbolong, Petanahan dan Suwuk. Namun, tidak seperti pantai lain yang pasirnya hitam. Pantai Menganti Kebumen memiliki hamparan pasir putih yang memikat. Seperti pasir pantai di kepulauan Belitung. Lokasi Pantai Menganti Kebumen arah ke timur tidak jauh dari Pantai Logending (pantai yang sudah lebih lama dikenal sebagai wisata pantai Kebumen ), pantai yang sebelumnya hanyalah tempat berkumpulnya para nelayan lokal. Rasanya untuk mendiskripsikan keindahan Pantai Menganti Kebumen tidak cukup memuaskan hanya dalam bentuk tulisan, tanpa harus mendatangi dan melihat keindahannya sendiri.
 Image result for menganti
Pantai Menganti Kebumen menjadi begitu menarik dan mengagumkan seperti sejarah cerita pantai tersebut yang bisa ditanya kepada penduduk setempat. Mitos Pantai Menganti Kebumen diambil dari nama MENGANTI yang melatarbelakangi, dan berbagai sumber yang bisa saya tuliskan di sini :
Dikisahkan seorang panglima perang Kerajaan Majapahit melarikan diri ke pesisir selatan Jawa karena hubungannya dengan pujaan hati tidak direstui sang raja. Mereka berjanji bertemu di tepi samudra berpasir nan indah. Sepanjang hari, sang panglima pun terus menanti sang pujaan hati yang tak kunjung datang, di atas bukit kapur sambil memandang laut lepas. Penantian panjang menanti dan terus menanti.
 Image result for menganti
Penggalan mitos pantai Menganti Kebumen tersebut menggambarkan asal nama pantai tersembunyi di pesisir selatan kabupaten Kebumen. MENGANTI = menanti/penantian. Lokasi pantai Menganti Kebumen berada di desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Pantai Menganti ini dibatasi perbukitan batu gamping dan batu bekas gunung api. Hamparan pasir putih hasil abrasi batu gamping dan keindahan pohon kelapa di pinggir pantai menciptakan nuansa dan pesona nan indah. Di Pantai Menganti Kebumen, kita juga bisa melebur dengan keseharian para nelayan setempat yang bersahaja .Kesantunan khas masyarakat nelayan membuat kita menjadi akrab. Mereka biasa duduk di perahu setelah semalaman melaut.Kita bisa membeli ikan segar langsung di tempat pelelangan ikan layaknya kita baru saja menangkap sendiri.
Pemandangan lebih indah bisa dilihat jika kita mendaki bukit di sisi timur pantai. Di puncak bukit terdapat Mercusuar buatan Belanda tahun (1912-1915) setinggi 20 meter yang bisa dinaiki hingga puncaknya. Dari lokasi ini, mata kita otomatis akan di arah untuk melihat seluruh kawasan pantai, lekuk-lekuk bukit karang membentang, hingga birunya samudera dan sesekali burung lawet beterbangan. Romantisme keindahan dan keagungan Tuhan. Pada awal 2011, awal mula Pantai Menganti dibuka untuk umum oleh pemerintah desa setempat. Sebelumnya lokasi ini hanya menjadi tempat pendaratan perahu nelayan. Hanya dikenal oleh masyarakat sekitar Kebumen, Setelah resmi dibuka menjadi wisata, rasanya sangat layak untuk dikunjungi wisatawan dalam negeri dan manca negara.

sumber: http://dimensilain.com/misteri-pantai-menganti-kebumen/